Tantangan






Sekelompok anak berjalan melewati kuburan ketika mereka pulang sekolah di malam hari. Karena tak lagi ada angkutan umum, mereka semua terpaksa berjalan kaki. Mereka semua sebenarnya ketakutan, namun salah satu diantaranya, satu-satunya anak perempuan di sana, berusaha tampak berani. Dia sudah berkali-kali berjuang untuk mendapat pengakuan dari anak-anak lelaki yang menjadi temannya, dan dia sadar bahwa sekaranglah saatnya untuk tampak paling berani.
“Hei, kalian tahu tidak?”
“Tidak,” jawab salah satu anak lelaki sambil menguap.
Gadis itu merengut, namun kemudian kembali berbicara. Suaranya menggema di kegelapan malam. “Kalian pernah mendengar soal legenda tentang kuburan ini?”
“Oh,” sahut salah satu anak lelaki yang sudah lama tinggal di daerah itu. “Salah satu kuburan ini adalah kuburan penyihir. Kalau kita berdiri di atasnya dia akan menarikmu ke bawah dan jauh ke neraka!”
Semua bergidik, kecuali si anak perempuan itu. “Kalian ketakutan?” sindirnya. “Karena mitos tidak jelas macam begitu? Cowok-cowok macam apa kalian ini!”

“Yah...” gumam anak lelaki yang terkecil. “Kalau kau begitu berani, kenapa bukan kau saja yang masuk?”

Semua anak lelaki mengiyakan usul itu. Si gadis menjulurkan lidahnya.
“Kuterima tantanganmu! Aku akan masuk ke dalamnya dan berdiri di atas kubur itu dan kalian akan tahu bahwa aku lebih berani dari kalian! Simpan aib itu sampai kita lulus sekolah!”
Saat itu mereka sudah berdiri di hadapan gerbang kompleks perkuburan itu. “Kami akan menunggu di luar,” kata pemimpin kelompok itu, seorang anak lelaki bertubuh besar. Tampak jelas dia sudah ingin sekali pulang dan tidur, namun masih terlihat penasaran pada kebenaran mitos itu. Dikeluarkannya sebuah pisau lipat dan sebuah senter kecil dari kantungnya. “Tapi tancapkan pisau ini dulu di kuburnya, supaya besok pagi kita bisa melihat bukti kalau kau memang berdiri di situ.”


Gadis itu menerimanya dengan senang hati dan melangkah masuk. “Kuburan seperti ini tidak bisa menakutiku,” batinnya berulang-ulang dengan sombong.

Namun kuburan itu berkata lain. Auranya yang gelap dan mencekam mulai mengikis keberanian si gadis. Tapi meski demikian, dia tetap berjalan terus, gaun hitamnya menggesek tanah. Dia melihat kiri kanan dan akhirnya melihat kuburan yang dicarinya. 

Kuburan itu memang terkenal, sudah menjadi tempat uji nyali dan lain sebagainya, dan beberapa kali masuk ke rubrik misteri di koran lokal, sehingga penjaga makam memberinya lampu redup berwarna kuning. Namun terlepas dari itu, kuburan itu terlihat seperti kuburan biasa yang tidak terawat. Gadis itu mengenalinya dengan mudah dan cepat-cepat menghampirinya. Dia ingin semua ini cepat selesai.

“Ya ampun,” batinnya sambil menghampiri makam itu. “Itu kan cuma cerita bodoh.”

Dia berbalik sehingga tubuhnya menghadap nisan, mengangkat pisau itu dan menghujamkannya ke tanah. “Rasakan itu, penyihir!”
Gadis itu hendak berbalik dan pergi, namun dia tidak bisa bergerak karena ada sesuatu yang menahannya. Dia merasakan ada yang memegangi gaunnya dan menariknya ke bawah.



Saat itulah keberaniannya lenyap total.


“TOLONG!” jeritnya. “TOLONG AKU! TOLOOOOOOOOOOOONG!”

Suaranya bagai gayung tak bersambut. Tak ada yang mendengarnya karena kuburan itu begitu jauh dan terpencil dari pintu gerbang.

Sementara itu, di luar, para anak lelaki mulai agak khawatir. Meski gadis itu menyebalkan dan sering sok jagoan, mereka sebenarnya cukup menghargainya. Mereka mulai penasaran dan bingung kenapa si gadis tak kunjung keluar.

“Mungkin si penyihir mendapatkannya?” tanya salah satu dari mereka.

“Bisa jadi,” sahut yang lain.

“Ayo kita periksa!” perintah si pemimpin geng.


Dan itulah yang mereka lakukan. Berbekal beberapa buah senter, mereka menemukan si gadis terkapar di atas kuburan yang terkenal itu, wajahnya yang pucat dan tak lagi bernyawa menampakkan ekspresi ketakutan yang luar biasa. Mulutnya terbuka lebar, tanda dia sudah menjerit-jerit dari tadi.

“Lihat ini!” seru si anak terkecil.

Mereka semua melihat sebuah pisau tertancap di tanah, bersama dengan ujung gaun si gadis yang tanpa sadar sudah ikut menancapkannya. Itulah yang menahannya di kubur tadi, dan gadis itu meninggal karena ketakutannya sendiri.






source

0 Response to "Tantangan"

Post a Comment